Pengertian Taat dalam Islam

Assalamu’alaikum.wr.wb.

Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Sedang menurut istilah bisa diartikan tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan aturan yang berlaku.

Taat kepada Allah berarti patuh dan tunduk kepada perintah dan aturan-aturan yang dibuat oleh Allah dalam segala hal. Baik aturan itu berhubungan dengan ibadah kepada-Nya (hablun minallah) maupun aturan yang berhubungan dengan berinteraksi dengan sesama manusia (hablun minannas) dan makhluk yang lainnya.


Melalui firman-firmanNya dalam al-Qur’an Allah telah mengutarakan segala peraturan dan keinginan-Nya kepada umat manusia.

Apabila peraturan-peraturan tersebut masih bersifat umum atau global, maka penjelasannya adalah melalui hadis-hadis Nabi saw.

Oleh karena itu Al-Qur’an dan Al-Hadis merupakan dasar dan sumber utama dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT di dunia. Dalam pengertian lain, tidak cukup kita mentaati Allah tanpa mentaati RasulNya Saw. Bahkan Allah sendiri yang memerintahkan agar manusia taat kepadaNya dan kepada Rasul-Nya baru kemudian kepada yang lainnya selama tidak bertentangan dengan perintah-Nya dan Rasul-Nya.

Firman Allah Dalam al-Qur'an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar- benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. an-Nisa’ [4]:59)

Dari pengerian ayat di atas, maka bisa kita simpulkan kepada siapa saja kita harus taat, yaitu:

1. Kepada Allah SWT.

Sebagai seorang Muslim, taat kepada Allah adalah yang paling pertama dan utama. Sebagaimana ayat di atas, kalimat perintah untuk taat yang pertama adalah kepada Allah Swt. Ketaatan kepada Allah ini sifatnya mutlak, tanpa ada keraguan, dan tidak ada tawar menawar dalam segala aspek kehidupan.

2. Kepada Rasul-Nya, Muhammad Saw.

Ketaatan yang kedua adalah ketaatan kepada Nabi Muhammad Saw.  Ketaatan inipun mutlak, sebagaimana ketaatan kepada Allah Swt. Ini berarti,taat kepada rasul berarti taat kepada Allah. Demikian juga sebaliknya, tidak taat kepada rasul, berarti tidak taat kepada Allah. Karena ayat di atas jelas bahwa perintah kepada rasul adalah wajib. Hal ini terbukti dari redaksi ayat yang mengulang kata ”taatilah” pada perintah taat yang kedua. Rasulullah telah bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ للهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّه قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدَ عَصَى اللهَ

”Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa mentaatiku sungguh dia telah mentaati Allah, barangsiapa bermaksiat kepadaku maka dia telah bermaksiat kepada Allah." (HR.Muslim)”

Bahkan dalam hadis yang lain, ketaatan kepada Rasul adalah syarat sesorang bisa masuk surga.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ للهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالْوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ اْلجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى

Artinya: ”Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, “ Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan.”(HR. Bukhari)

3. Kepada ulil amri/ pemerintah

Ketaatan yang ketiga adalah perintah taat kepada pemimpin. Hanya saja ketaatan kepada pemimpin ini tidaklah mutlak, tetapi mempunyai syarat, yaitu selama pemimpin tersebut berpegang kepada kitab Allah dan rasul-Nya.

Menurut M. Quraish Shihab, pada kata “Ulil Amri” dalam ayat di atas tidak didahului kata “ taatilah”. Ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada Ulil Amri tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, apabila perintah Ulil Amri itu bertentangan dengan perintah Allah dan rasul-Nya, maka kita tidak dibenarkan untuk mentaatinya. Wallahu A’lam bishshowab. Sekian, wassalamu’alaikum.wr.wb.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian Taat dalam Islam"

Post a Comment