GURU PAI HARUS JADI INSPIRATOR GURU LAIN
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Direktorat PAI boleh berbangga karena memiliki
guru-guru PAI yang handal berkat pelatihan-pelatihan yang merupakan
terobosan besar sejak 2 tahun terakhir. Kini guru PAI sudah berada di
depan, bahkan sering menjadi rujukan guru mata pelajaran lain. Pelatihan
kurikulum PAI yang dirintis DitPAI bahkan mulai diikuti oleh
madrasah, beberapa guru Dikbud dan LPMP. Tentunya ini sebuah prestasi
yang luar biasa dan harus diapresiasi.
Demikian beberapa kalimat sambutan yang disampaikan oleh Dr.
Amin Haedari, M.Pd di hadapan guru-guru PAI SD se-Nusa Tenggara
Barat (NTB) di Lombok, 22 Maret 2016. Masih dalam rangkaian pelaksanaan
kegiatan Pengembangan Pembelajaran dan Penilaian Kurikulum PAI Tahun
2016 yang dilaksanakan 3 hari, 22-24 Maret 2016, Amin tak bosannya mensupport
para guru PAI agar memiliki kemampuan lebih dari yang lain dan selalu
berusaha mengembangkan kompetensinya terutama dalam hal pembelajaran.
"Kalau bisa guru PAI harus memberikan inspirasi bagi guru lain.
Ya GPAI harus bisa jadi inspirator".
Ilustrasi Guru PAI |
Pelatihan kurikulum yang dikembangkan oleh Direktorat PAI sejak
tahun 2014 sudah diperkenalkan ke seluruh pelosok tanah air tanpa kecuali dan
diskriminasi. "Kita punya para instruktur-instruktur yang handal yang
telah mengembangkan modul-modul sendiri untuk pelatihan maupun pembelajaran
yang berkualitas, karenanya saya berharap para guru benar-benar memanfaatkan
pelatihan dengan sebaik-baiknya", lanjut Amin.
Ia menambahkan bahwa output pelatihan itu cuma satu yakni
menjadi lebih tahu dari pada para guru yang belum terlatih atau istilahnya,
"innii ta`lamu ma laa ta`lamun". Saya tahu apa yang kamu tidak tahu.
Dalam Al Qur`an pun diceritakan sebelum Nabi Adam AS diberi amanah untuk menjadi
khalifah di muka bumi, Allah SWT memberi pelatihan lebih dulu kepada
Adam agar tahu akan tugas kekhalifahannya. Itulah fungsi pelatihan yang utama,
membuka cakrawala pengetahuan dari tak tahu menjadi tahu.
Baca juga : Pendidikan Agama Sarana Efektif Tangkal Radikalisme
Sementara itu Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB Drs.H.
Sulaiman Hamid, SH, MH dalam sambutannya menyambut gembira
pelaksanaan pelatihan kurikulum PAI di NTB.
Ia berpendapat
apa pun alasannya kurikulum merupakan tolak ukur dari sistem pendidikan agar
lebih baik. Selama ini NTB telah terus menerus berupaya agar PAI di
sekolah umum bisa disetarakan dan meningkat kualitas pembelajarannya dari
jenjang SD sampai SMK.
Hadir dalam kegiatan pelatihan ini seorang dosen Amerika
sekaligus peneliti pendidikan agama Islam asal Atlanta yang tengah melakukan
riset di bidang keagamaan di Indonesia, bernama James. James pernah melakukan
penelitian doktornya di pesantren Darut Tauhid, Bandung 10 tahun silam.
Ia tengah beberapa hari di Indonesia untuk mengikuti
konferensi terkait pendidikan agama di Jakarta dan sengaja hadir ke pelatihan
Direktorat PAI di Lombok ini untuk mengamati pelaksanaan pelatihan
setelah tertarik mengkaji modul pelatihan DITPAI.
Meski mengaku belum
mendapat hidayah menjadi seorang muslim, Ia terkesan dengan konsep keragaman dalam QS.Al
Hujurat, bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
untuk saling mengenal satu sama lain.
Menurutnya inilah konsep Islam yang utama yakni Islam
sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam yang menjunjung tinggi humanisme tidak
seperti yang dipersangkakan sebagian masyarakat Internasional khususnya di
negaranya, Amerika Serikat mengenai Islam di balik terorisme.
Selama perkenalannya dengan para tokoh agama termasuk
pendidik agama di Indonesia, setelah melakukan beberapa penelitian James
mengambil kesimpulan bahwa jika ingin belajar Islam yang benar,tak perlu
jauh-jauh ke Timur Tengah cukup di Indonesia saja, ujarnya. James pun
memberikan semangat kepada GPAI yang mengikuti pelatihan agar percaya
diri dan bangga menjadi guru agama, karena menjadi guru berarti ikut menanam
bibit masa depan.(wikan/ra) #pendis-kemenag
0 Response to "GURU PAI HARUS JADI INSPIRATOR GURU LAIN"
Post a Comment