Saat Rasulullah Dihina dan Dilempari Kotoran
Assalamu'alaikum.wr.wb.
Innama
buistu liutammima makarimal akhlak “Sesungguhnya aku diutus Tuhan untuk
menyempurnakan kemuliaan (keshalihan) akhlak”. Sepenggal hadits terkenal yang
sudah tidak asing lagi di telinga kita, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan
Anas ibn Malik.
Salah
satu anjuran utama Nabi yang selalu ditekankan kepada umatnya adalah akhlak
yang baik, bahkan berbuat baik kepada orang yang telah melakukan hal buruk
sekalipun. Hal ini sudah jelas dicontohkan oleh Nabi Muhammad dengan selalu
membalas perbuatan buruk orang lain terhadap Beliau dengan lemah lembut dan
kasih sayang.
Alkisah,
pada suatu hari Nabi Muhammad SAW hendak pergi ke mesjid dan melewati jalan
yang merupakan akses satu-satunya menuju mesjid. Setiap melewati jalan tersebut
Nabi selalu dihina, dicaci, bahkan dilempari kotoran.
Mendapat
perlakuan buruk yang demikian hebatnya, Nabi tidak pernah membalasnya walau
hanya mengeluh. Justru Beliau bertanya dan khawatir terhadap orang yang melempar
kotoran saat suatu hari dia (orang yang sering melempar kotoran) tidak lagi
melakukan kebiasaan buruknya itu. Dan ternyata Nabi mendapat kabar bahwa orang
tersebut sedang sakit.
Baca juga : Pesan Rasulullah sebelum Wafat
Meski
sering mendapat perlakuan negatif dan keji, Nabi tidak membenci orang tersebut
sama sekali, bahkan tidak segan-segan Beliau menjenguknya.
Melihat
orang yang selama ini selalu dihina, dicaci dan dilempari kotoran datang
menjenguknya, membuat orang tersebut merasa malu, karena ternyata selama ini,
manusia yang selalu dikerjainnya tersebut mempunyai sifat mulia dan tidak
dendam sedikitpun.
Perangai
Nabi itulah yang membuat Islam mudah diterima dan menyebar luas hingga
sekarang.
Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda:
من اصبح لا ينوي الظلم علي احد
غفر له ما جني ومن اصبح ينوي نصرة المظلوم وقضاء حاجة المسلمين كانت له كاءجر حجة
مبرووة
“Barang siapa bangun pagi dengan maksud untuk tidak berbuat zhalim (Aniaya)kepada seseorang maka perbutan dosa yang dilakukan akan diampuni (oleh Allah). Dan barang siapa bangun dipagi hari berniat untuk menolong orang yang terzholimi, memenuhi kebutuhan orang muslim maka dia akan mendapatkan pahala seperti haji mabrur.” (Nashaihul Ibad, hal 21)
Berbuat
baik (menolong orang yang terdzalimi) dalam arti di atas memiliki arti luas/umum
yakni “Madhlum” yang berarti orang yang teraniaya, artinya berbuat baik tidak
pandang agama, golongan ataupun ras. Namun berbuat baik adalah anjuran yang harus
melekat pada diri manusia, terutama bagi umat muslim, wAllahu A’lam.
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
0 Response to "Saat Rasulullah Dihina dan Dilempari Kotoran"
Post a Comment