Surah Al-Fatihah Dalam Al-Qur’an
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Al-Qur’an
merupakan kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. melalui
perantara Malaikat Jibril as. Al-Qur’an menjadi pedoman umat Islam yang akan
terjaga keasliannya sampai di akhir masa.
Allah
akan selalu menjaga Al-Qur’an dari segala bentuk pemalsuan melalui hamba-hamba
pilihannya sampai hari kiamat, yakni melalui penjagaan orang-orang yang hafal
Al-Qur’an (Hufadz) ataupun ahlul Qur’an.
Pada
dasarnya surah-surah dalam Al-Qur’an memuat ajaran ketauhidan, perintah dan
larangan untuk mecapai derajat takwa, serta teladan dari kisah-kisah umat
terdahulu atau bisa dikatakan Al-Qur’an mencakup semua ajaran yang terkandung
dalam kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan Allah SWT kepada nabi-nabi sebelum
Muhammad saw.
Surah
Al-Fatihah
Al-Fatihah
merupakan surah yang menempati urutan pertama dalam Al-Qur’an. Nama al-Fatihah
artinya pembuka, artinya surah yang mengawali surah-surah yang lain setelahnya.
Surah
al-Fatihah disebut juga ummul Qur’an yang artinya induk Al-Quran. Kenapa
disebut induk Al-Qur’an? Karena kandungan yang terdapat dalam al-Fatihah
mencakup dan mencerminkan unsur pokok seluruh isi Al-Qur’an.
Sebagai
ummul Qur’an, surah Al-Fatihah memiliki keutamaan yang menjadikan kita wajib
membaca, menghafal, dan memahami kandungan surah tersebut dengan benar.
Jumhur
ulama menyatakan membaca Al Fatihah adalah termasuk rukun shalat. Tidak sah
shalat tanpa membaca Al Fatihah. Diantara dalilnya adalah sabda Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam;
لا
صلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ
“tidak
ada shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihatul Kitab” (HR. Al Bukhari 756,
Muslim 394)
Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda;
كلُّ
صلاةٍ لا يُقرَأُ فيها بأمِّ الكتابِ ، فَهيَ خِداجٌ ، فَهيَ خِداجٌ
“setiap
shalat yang di dalamnya tidak dibaca Fatihatul Kitab, maka ia cacat, maka ia
cacat” (HR. Ibnu Majah 693).
Membaca
Surah Al-Fatihah
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ١ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣ مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤ إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥ ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧
1. Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3. Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang
4. Yang
menguasai di Hari Pembalasan
5. Hanya
Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
6.
Tunjukilah kami jalan yang lurus
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Membaca surah
dalam Al-Qur’an seperti al-Fatihah dan lain sebagainya adalah bernilai ibadah.
Satu huruf yang dibaca mendapatkan satu pahala yang nilainya setara dengan
sepuluh kebaikan. Oleh karena itu membaca Al-Qur’an haruslah sesuai dengan tajwid
dan makhraj yang benar.
Sedangkan
hukum mempelajari ilmu tajwid bagi seorang muslim (mukallaf) adalah fardhu
kifayah, artinya dalam sebuah tempat harus ada minimal satu orang yang belajar
ilmu tajwid, bila tidak maka semua penduduk dalam tempat tersebut akan berdosa.
Jadi, mungkin saja terjadi seorang Qori'(pembaca) bacaannya bagus dan benar,
namun sama sekali ia tidak mengetahui istilah-istilah ilmu Tajwid semisal
izh-har, mad dan lain sebagainya. Baginya hal itu sudah cukup bila kaum
muslimin yang lain telah banyak yang mempelajari teori ilmu Tajwid.
Sementara
itu menggunakan/menerapkan ilmu tajwid ketika membaca Al-Qur'an hukumnya
adalah fardhu ‘ain, artinya setiap orang yang membaca Al-Qur'an diwajibkan
menggunakan/menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid, walaupun membaca Al-Qur'an
itu sendiri hukumnya adalah sunnah muakkad.
Oleh
karena itu apabila ada orang yang tidak mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmu Tajwid. Maka wajib baginya untuk berusaha membaguskan bacaannya sehingga
mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Sholallohu'alaihi
wasallam. (Insya Allah lain kali akan ada pembahasannya tersendiri masalah
tajwid).
Memahami
Arti dan Kandungan Surah Al-Fatihah
Begitu
besarnya keutamaan kandungan Surah Al-Fatihah, hingga kita wajib membacanya
paling sedikit tujuh belas kali dalam sehari semalam. Tidak hanya itu, tidak
jarang berbagai majlis taklim dibuka dengan membaca surah Al-Fatihah terlebih
dahulu.
Apa sebab
keutamaan tersebut?. Untuk memahaminya, terlebih dahulu kita harus mengetahui
arti dan kandungan dari surah Al-Fatihah (sebagaimana telah ditulis di atas).
1. Surah
Al-Fatihah diawali dengan bacaan basmallah. Artinya, setiap pekerjaan yang baik
hendaknya diawali dengan menyebut nama Allah WT.. Sekecil apapun aktivitas yang
dilakukan, awalilah dengan basmallah. Karena perbuatan yang tidak diawali
dengan nama Allah, akan terputus pahalanya.
2. Allah
adalah Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Kita memuji keagungan Allah
untuk mendapatkan keridaan-Nya. Sungguh Allah tidak membutuhkan makhluk.
Sebaliknya, makhluklah yang selalu membutuhkan pertolongan Allah.
Baca artikel menarik lainnya: Tuhan Itu Tidak Ada
Ucapan
hamdallah adalah wujud syukur dan pujian bagi Allah untuk segala keutamaan-Nya.
Kita bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah. Syukur berarti
mengakui keutamaan Allah atas nikmat-nikmat yang diberikan-Nya.
3. Surah
Al-Fatihah berisi persaksian bahwa hanya Allah saja yang berkuasa atas
datangnya hari pembalasan. Hanya Allah Dzat yang patut disembah dengan seluruh
kepatuhan dan ketundukan.
Hal ini
sebagai bentuk keyakinan bahwa kekuasaan Allah bersifat mutlak terhadap semua
makhluk. Oleh karena itu, hanya kepada Allah disandarkan segala doa dan
permohonan.
Baca juga: Waktu-Waktu Utama Berdoa
4. Selanjutnya,
hidayah yang diberikan pada setiap makhluk juga adalah hak mutlak Allah. Allah
memberi hidayah pada yang Ia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Ia
kehendaki. Oleh karena itu, kita memohon agar Allah memberikan hidayah-Nya
kepada kita dalam bentuk jalan yang lurus dan dijauhkan dari jalan yang sesat.
Jalan yang sesat adalah jalan yang dimurkai Allah, yaitu jalan yang ditempuh
oleh golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Keutamaan
Memahami Kandungan Surah Al-Fatihah
Dengan
memahami kandungan Surah Al-Fatihah kita akan lebih mudah untuk memahami unsur
pokok yang mencerminkan seluruh isi Al-Qur’an sebagaimana di bawah ini;
a.
Keimanan
Pokok
kepercayaan akan Kemahaesaan Allah tercermin dalam ayat kedua, yakni ungkapan
puji dan syukur yang ditujukan sebagai bentuk sanjungan dan rasa terima kasih. Frasa
(kata) Rabbul ‘aalamiin merupakan bentuk pengakuan pada luasnya
kekuasaan Allah yang mencakup segala makhluk dan alam semesta.
b. Hukum-Hukum
Al-Qur’an
merupakan sumber hukum yang menerangkan tentang hal-hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan manusia untuk mencapaik kehidupan dunia dan akhirat. Terangkum
permohonan hidayah dari Allah untuk dapat mencapai keselamatan hidup di dunia
dan akhirat.
Dengan
memahami permohonan petunjuk dari Allah sebagaimana ayat keenam surah
Al-Fatihah, dapat dipahami bahwa petunjuk-petunjuk itu hanya ada di dalam
Al-Qur’an baik yang menyangkut kepercayaan, akhlak, hukum-hukum, maupun
pelajaran.
c.
Kisah-Kisah Teladan
Sebagian
besar ayat-ayat Al-Qur’an memuat kisah-kisah para nabi dan orang-orang yang
menentang ketuhanan Allah SWT.. Disebutkan dalam Surah Al-Fatihah mengenai
jalan orang-orang yang diberi nikmat, itulah jalan para nabi dan rasul serta
nama-nama yang disebutkan dalam Al-Qur’an karena ketaatan dan keimanan yang
tinggi.
Adapun
jalan yang sesat dan dimurkai Allah, sebagaimana jalan orang-orang yang
menyimpang dari ajaran Islam dan diancam dengan azab Allah pada akhirnya.
Tiga poin
utama yang telah disebutkan di atas, secara mendetail dikupas dalam rangkaian
ayat-ayat Al-Qur’an setelahnya. Ulasan yang akan lebih mendetail dan mudah
dipahami bagi orang-orang yang mau mengkaji dan memahaminya. Wallahu A’lam.
Sekian,
wassalamu’alaikum.wr.wb.
0 Response to "Surah Al-Fatihah Dalam Al-Qur’an"
Post a Comment