Bercanda Ala Rasulullah SAW, Mengapa Tidak?
Assalamu'alaikum.wr.wb.
Sebagaimana
kita ketahui bercanda atau bersenda gurau adalah merupakan hal lazim yang
dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bercanda merupakan salah satu
obat untuk menghilangkan kejenuhan saat atau setelah beraktivitas. Dengan
bercanda juga dapat menciptakan keakraban diantara manusia.
Islam tidak
melarang melakukan sesuatu yang bermanfaat dan dibutuhkan manusia sebagaimana
Islam melarang melakukan hal-hal yang membahayakan dan tidak dibutuhkan
manusia. Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Khalid bin Ahmad berkata,
“Manusia seperti dalam penjara (terkekang) apabila tidak saling bercanda”.
Bercanda |
Tidak hanya manusia biasa, Rasulullah SAW semasa hidupnya juga suka bercanda. Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang baik hati, bijaksana dan ramah dalam pergaulan. Beliau sering bercanda bersama istri dan para sahabatnya, meski demikian Rasulullah SAW tetap mempunyai batasan dan tidak berlebih-lebihan dalam bercanda.
Terlebih
candaan Beliau mengandung dan menumbuhkan sikap keakraban, menghibur, menimbulkan
kasih sayang, sekaligus memberikan edukasi positif bagi sahabat dan
keluarganya.
Nah! yuk
kita simak beberapa candaan Rasulullah yang admin ambil dari berbagai sumber
seperti di bawah ini, dijamin pasti Anda akan tersenyum atau bahkan ketawa jika
membaca kisah canda islami ala Rasulullah berikut ini ;
Wanita tua tidak akan ada di surga
Dalam suatu
riwayat ada seorang perempuan tua datang dan bertanya kepada Rasulullah
SAW, “Ya Rasulullah, apakah seorang perempuan tua seperti aku layak masuk
ke dalam surga?”.
Dan
Rasulullah menjawab, “Ya Umi, sesungguhnya di dalam surga tidak ada
perempuan tua.”
Mendengar
jawaban Rasulullah SAW, perempuan tua itu menangis meratapi nasibnya. Lalu
kemudian Rasulullah SAW membacakan salah satu ayat dalam surat Al-Waqi’ah ayat
35-37 bahwa, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bisasari-bidadari) dengan
langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya
umurnya.” (HR. At-Tirmidzi). Akhirnya, si nenek tua tadi pun
tersenyum.
Sekilas
terlihat betapa agak kasarnya guyonan Rasulullah sehingga membuat wanita yang sudah
tua tadi sampai menangis. Namun perlu dicermati, guyonan tersebut adalah suatu
kebenaran, punya nilai edukasi, dan sarat dengan ilmu pengetahuan. Si nenek
diajarkan suatu ilmu baru, bahwa kelak para penghuni surga akan dikembalikan
seperti masa ia ketika muda.
Tersenyum dan Tertawa |
Rasulullah SAW menantang istrinya lomba lari
Aisyah ra
berkata, “Aku dan Rasulullah pernah bersama dalam sebuah perjalanan,
ketika itu badanku masih ramping. Beliau mengatakan kepada para sahabat untuk
berjalan lebih dulu. Lalu beliau berkata kepadaku, “Ayo kita berlomba lari”.
Dan aku pun menerima ajakan Beliau, dan ternyata saat itu aku bisa mendahului
beliau."
Mungkin
saja Rasulullah SAW pada saat itu hanya mengalah demi membahagiakan istrinya
yang masih sangat muda. Ia ingin memupuk rasa cinta dan kasih sayang dengan
istrinya.
Aisyah ra
juga berkata “Beberapa waktu setelah itu, Beliau sudah lama tidak mengajakku
bepergian hingga badanku telah gemuk dan lupa dengan kejadian dulu. Pada saat
itu aku dan beliau sedang pergi bersama. Beliau kembali mengajakku untuk lomba
lari. Ketika itu aku telah melupakan kemenanganku waktu itu dan badanku sudah
tidak lagi ramping. Aku berkata kepada Rasulullah SAW, “Bagaimana mungkin aku
dapat mendahului engkau ya Rasulullah, sementara keadaanku begini?” Tapi beliau
berkata, “Mari kita mulai.” Sehingga akhirnya akupun melayani ajakan beliau dan
ternyata beliau bisa mendahului aku. Kemudian beliau tertawa sambil berkata,
“Ini untuk menebus kekalahanku saat lomba dulu.” (HR. Ahmad dan Abi
Dawud).
Rasulullah, Ali dan biji kurma
Suatu
ketika, Rasulullah SAW bersama para sahabat sedang berbuka puasa. Buah kurma
terhidang di depan mereka. Setiap kali mereka makan kurma, biji- biji sisanya
mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali
menyadari bahwa dia memakan cukup banyak kurma. Jelas saja, biji-biji kurma
yang ada di tempatnya menumpuk lebih banyak di bandingkan sahabat yang lain.
Tiba-tiba muncullah
keisengan Sahabat Ali. Diam-diam dia memindahkan biji kurma miliknya ke tempat
biji kurma milik Rasul. Saat semua biji kurma sudah berpindah tempat, Ali
menggoda Rasul. “Wahai Nabi tampaknya Engkau begitu lapar. Sehingga makan kurma
begitu banyak. Lihat biji kurma di tempatmu menumpuk begitu banyak.”
Bukannya
terkejut atau marah, sambil tersenyum Nabi membalas keisengan Ali. “Ali,
tampaknya kamulah yang sangat lapar. Sehingga engkau makan berikut biji
kurmanya. Lihatlah, tak ada biji tersisa di depanmu.” Ucap Rasul sambal melirik
tempat kurma milik Ali bin Abi Thalib yang bersih tidak bersisa. (HR. Bukhari).
Begitulah
model bercanda ala Rasulullah SAW yang dapat admin share kali ini . Dalam
bercanda, Rasulullah tidak pernah tertawa sampai terbahak-bahak, tertawanya
hanya sampai terlihat gigi taringnya saja.
Beliau juga tidak melontarkan
lelucon bohong, dusta, atau merendahkan orang lain. Beliau juga tidak
berlebih-lebihan dalam bercanda. Hanya sebatas refreshing dan pelepas
kesuntukan sesaat. Wallahu a'lam.
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
0 Response to "Bercanda Ala Rasulullah SAW, Mengapa Tidak?"
Post a Comment