Uwais Al Qorni Sang Penghuni Langit
Assalamu'alaikum.wr.wb.
Uwais
Al-Qarni yang bekerja sebagai penggembala domba hanya cukup untuk makan ibunya
dari hasil usahanya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk
membantu tetangganya yang hidup miskin. Uwais Al-Qarni dikenal sebagai anak
yang taat beribadah dan patuh pada ibunya. Ia pun sering kali puasa.
Uwais rindu bertemu Rasulullah
Alangkah
sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya sering bertemu dengan
Nabi Muhammad Saw., sedangkan ia sendiri belum pernah berjumpa dengan
Rasulullah. Suatu ketika Uwais Al-Qarni mendengar bahwa Nabi Muhammad
giginya patah karena dilempari batu oleh musuhnya, Uwais Al-Qarni segera
menggetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai
ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw. sekalipun ia belum pernah
bertemu dengan Nabi.
Kerinduan
Uwais Al-Qarni untuk menemui Rasulullah saw. makin dalam. Hatinya selalu
bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah
beliau dari dekat? Ia juga rindu mendengar suara Nabi saw., kerinduan karena
iman kepada Allah dan Muhammad sebagai Rasulnya.
Pada suatu
hari Uwais Al-Qarni datang mendekati ibunya, Ia memberanikan diri
untuk mengeluarkan isi hatinya dan mohon izin kepada ibunya agar ia
diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni sangat
terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais
Al-Qarni seraya berkata, “Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di
rumahnya. Dan jika telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali
pulang.”
Betapa
gembira mendengar ijin yang diberikan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk
berangkat dan berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia
pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni
menuju Madinah untuk menemui Rasulullah Saw.
Sang Penghuni Langit |
Setelah ia
menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam,
keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni
menanyakan Nabi saw. yang ingin dijumpainya. Namun ternyata saat itu Nabi tidak
berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni
hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya
hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw.,
tetapi Nabi saw. gagal dijumpainya.
Uwais Al Qorni, anak yang taat kepada ibunya
Dalam hati
Uwais bergolak perasaan ingin menunggu sampai bertemu dengan Nabi, sementara ia
ingat pesan ibunya agar ia cepat pulang ke Yaman. Akhirnya, karena ketaatannya
kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauan kuatnya untuk
menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Dengan perasaan berat ia pun pulang ke
Yaman untuk menemani ibunya yang sedang sakit.
Setelah
Nabi pulang dari medan pertempuran. Sesampainya di rumah, Nabi saw. menanyakan
kepada Siti Aisyah ra. tentang orang yang mencarinya. Siti Aisyah ra.,
menjelaskan bahwa memang benar ada yang mencarinya, tetapi karena lama
menunggu, orang itu segera pulang kembali ke Yaman karena ibunya di rumah sudah
tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.
Nabi
menceritakan kepada para sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia,
perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah talapak tangannya.” Nabi
menyarankan, “Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfar
darinya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Perjumpaan Khalifah Umar ra. dan Ali ra dengan Uwais Al-Qarni
Waktu terus
berganti. Suatu ketika, Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw. tentang
Uwais Al-Qarni, sang penghuni langit. Sejak saat itu setiap ada khalifah yang
datang dari Yaman, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. selalu menanyakan tentang
perihal Uwais Al Qarni. Suatu hari rombongan kafilah itu pun tiba di Kota
Madinah.
Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera
Khalifah Umar ra. dan Ali ra. mendatangi mereka dan bertanya apakah Uwais
Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais
Al-Qarni ada bersama mereka, kebetulan dia sedang menjaga unta-unta mereka di
perbatasan kota.
Mendengar
jawaban itu, Khalifah Umar ra. dan Ali ra. segera pergi menjumpai Uwais
Al-Qarni. Sesampainya di perkemahan tempat Uwais berada, Khalifah Umar ra. dan
Ali ra. memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang Shalat. Setelah mengakhiri
Shalat-nya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar ra. dan Ali ra.
sambil mendekati kedua sahabat Rasulullah saw. tersebut dan mengulurkan
tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra. dengan segera
membalikkan tangan Uwais, untuk melihat tanda putih yang berada di
telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw.
Memang
benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni. Wajah Uwais
Al-Qarni tampak bercahaya. Memang benar seperti sabda Nabi saw. bahwa dia itu
adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra. dan Ali ra. menanyakan namanya, dan
dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban itu, mereka tertawa dan mengatakan,
“Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?”
Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”. Akhirnya, Khalifah Umar dan
Ali ra. memohon agar Uwais membacakan doa dan istighfar untuk mereka. Uwais
merasa enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Sayalah yang harusnya meminta
doa pada kalian.” Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata, “Kami datang ke
sini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda.”
Akhirnya Uwais
Al-Qarni berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu, Khalifah Umar
ra. menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan
hidupnya. Namun Uwais menolak dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja
hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini
tidak diketahui orang lagi.”
Keajaiban setelah Uwais Al Qorni wafat
Beberapa
tahun kemudian, Uwais Al-Qarni meninggal dunia. Anehnya, pada saat akan
dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebut untuk memandikan. Saat
mau dikafani, di sana pun sudah banyak orang-orang yang menunggu untuk
mengafaninya. Saat mau dikubur, sudah banyak orang yang siap menggali
kuburannya. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya
orang yang berebutan untuk mengusung jenazahnya.
Penduduk Kota
Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya Uwais
Al-Qarni itu? Bukankah Uwais yang kita kenal hanyalah seorang fakir, yang tak
memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari pekerjannya hanya sebagai
penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan
penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami
kenal.
Mereka
datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat
yang diturunkan ke bumi oleh Allah Swt., hanya untuk mengurus jenazah dan
pemakamanmu.” Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang
terjadi saat wafatnya telah tersebar ke mana-mana.
Baru saat
itulah penduduk Yaman mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini
tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni, hal itu
disebabkan oleh permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra. dan
Ali ra. agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya penduduk Yaman
mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw., bahwa Uwais
Al-Qarni adalah penghuni langit.
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
0 Response to "Uwais Al Qorni Sang Penghuni Langit"
Post a Comment