Imam Syafi’i, Perampok dan 400 Dirham
Assalamu'alaikum.wr.wb.
Ada sebuah
kisah unik dan menarik dari perjalanan hidup Imam Syafi’i ketika masih kecil.
Sebagaimana diikutip dari kitab Al-Aimmah Al-Arba’ah Hayatuhum Mawaqifuhum Ara’ahum
Qadhiyusy Syariah al-Imam Asy-Syafi’i, karya Abdul Aziz Asy-Syinawi, yang
mungkin akan mengingatkan kita tentang budi pekerti luhur, yang kini kian
terlupa.
Imam Syafi'i |
Suatu hari di masa kecilnya, Imam Asy-Syafi’i hendak pergi ke Madinah. Dia ingin bertemu Imam Malik dan berniat menimba ilmu darinya, untuk itu Dia meminta nasihat ibunya. “Wahai Ibu,” ucap Imam Syafi’i sebelum berangkat, “berilah aku nasihat!”
Mendengar
permintaan anaknya, sang ibu pun berkata, “Wahai Anakku, berjanjilah kepadaku
untuk tidak berdusta.” Imam asy-Syafi’i pun menyanggupi permintaan ibunya. Dia
berkata, “Aku berjanji kepada Allah, lalu kepadamu untuk tidak berdusta.”
Menaiki
tunggangan dan pergi bersama rombongan, Imam asy-Syafi’i dibekali uang 400
dirham. Uang itu disimpannya dalam sebuah kantong, yang ia buat di sela-sela
baju yang dikenakan.
Baca sebelumnya : Ketika Hasan Dan Husain Menaiki Punggung Rasulullah
Dalam
perjalanan, rombongan dicegat rampok yang mengambil harta dari tiap orang.
Ketika bertemu Imam asy-Syafi’i, dia pun ditanya apakah memiliki uang.
Mengejutkan,
Imam Asy-Syafi’i mengakuinya.
Tentu saja,
perampok bertanya jumlah yang dibawa sang Imam. Dan lagi-lagi, Asy-Syafi’i
mengakui bahwa Ia membawa 400 dirham.
“Pergilah
sana,” hardik perampok menyepelekan, “Apakah mungkin orang sepertimu membawa
uang sebanyak 400 dirham?”
Maka,
duduklah Imam Syafi’i dengan tenang, sedang para perampok terus menjarah harta
orang-orang yang ada di situ. Hampir selesai, pemimpin rampok bertanya apakah
seluruh harta rombongan telah diambil seluruhnya. Para rampok mengiyakan.
“Apakah
kalian tidak meninggalkan seorang pun?” tanya sang pemimpin lagi.
“Tidak,”
kata anak buahnya, “kecuali seorang anak kecil yang mengaku telah membawa uang
sebanyak 400 dirham. Namun anak tersebut gila atau hanya ingin mengolok-olok
kita, sehingga kami pun menyuruhnya pergi.”
Pemimpin
rampok berkata, “Bawa anak itu kemari.” Segera Imam Syafi’i dibawa ke
hadapan pemimpin rampok. Maka, sekali lagi Ia ditanya soal uang yang dibawanya.
Dan, tentu saja, Imam asy-Syafi’i lagi-lagi mengakuinya. Pun ketika ditanya
jumlahnya, Beliau tak sungkan menyebut kembali 400 dirham yang diberikan
ibunya.
“Di mana
uang itu?” tanya pemimpin rampok, penasaran. Imam Syafi’I pun mengeluarkan uang
tersebut dari balik pakaiannya. Lalu, diserahkan begitu saja.
Tertegun
dengan perilaku anak kecil di hadapannya, pemimpin rampok menuang-nuang uang di
pangkuannya seraya memandangi Imam Syafi’i. Dia Heran dan sungguh tak mengerti.
“Kenapa
kamu jujur kepadaku ketika aku tadi bertanya kepadamu, dan kamu tidak berdusta
kepadaku, padahal kamu tahu bahwa uangmu akan hilang?”
Syafi’i kecil
pun menjawab, “Aku berkata jujur kepadamu karena aku telah berjanji kepada
ibuku untuk tidak berdusta kepada siapa pun.”
Sang
pemimpin rampok berhenti memainkan uang di tangannya, terdiam seketika. Ada
sesuatu menyelusup di hatinya. Sesuatu yang selama ini belum hadir dan kini
menggerakkannya.
Baca juga : Uwais Al Qorni Sang Penghuni Langit
“Ambillah
uangmu,” ujar pemimpin rampok, “kamu takut untuk mengkhianati janjimu kepada
ibumu, sedangkan aku tidak takut berkhianat kepada janji Allah Swt.? Pergilah,
wahai Anak Kecil, dalam keadaan aman dan tenang, karena aku telah bertaubat
kepada Zat yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang melalui kedua tanganmu.
Dengan taubat ini, aku tidak akan pernah mendurhakai-Nya lagi selamanya.”
Tidak hanya
itu, sang pemimpin rampok pun mengajak seluruh anak buahnya untuk kembali ke
jalan Allah. Diseru oleh ketua mereka, mereka pun mengembalikan seluruh harta
yang diambil paksa dari rombongan.
Maha Suci Allah. Betapa kejujuran akan selalu membawa kebaikan, jika dilakukan dengan tulus tanpa ada niat yang lain. [Biografi Imam Syafi’i]
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
Maha Suci Allah. Betapa kejujuran akan selalu membawa kebaikan, jika dilakukan dengan tulus tanpa ada niat yang lain. [Biografi Imam Syafi’i]
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
0 Response to "Imam Syafi’i, Perampok dan 400 Dirham"
Post a Comment