Ketika Hasan Dan Husain Menaiki Punggung Rasulullah
Assalamu'alaikum.wr.wb.
Menyayangi
anak adalah sifat dan naluri yang dimiliki setiap orang tua. Tetapi, kasih
sayang semacam apakah yang paling hakiki? Apakah dengan memanjakannya orang tua
telah memenuhi tanggung jawabnya? Cerita dalam kitab Tanqih al-Qaul karya Syekh
Nawawi al-Bantani berikut ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Suatu hari
Abu Dzar dan sahabat-sahabat lainnya duduk berbicang dengan Rasulullah. Di
tengah-tengah perbincangan, tiba-tiba kedua cucu beliau, Sayidina Hasan dan
Husain, datang dan menaiki punggung kakeknya.
Lafal Muhammad SAW |
Setelah selesai bincang-bincang, Rasulullah pun meminta kepada kedua cucu kesayangannya untuk turun. “Wahai cucuku sayang, turunlah,” pinta Rasulullah.
Sayyinda
Ali sebagai ayah menatap tajam kepada putra-putranya. Hasan dan Husain semakin
takut dengan tatapan ayahnya tersebut, dan akhirnya keduanya turun dari
punggung Rasulullah.
Rasulullah
pun bertanya kepada kedua cucunya, “Kenapa kalian gemetar wahai cucuku?”
“Kami takut
kepada ayah,” jawab polos Hasan dan Husain.
Sayidina
Ali pun memberi pelajaran dengan memukul pelan paha kedua anaknya dan menasihati
dengan nada sedikit tinggi, “Bersopan santunlah kalian ketika ada tamu, wahai
putraku.”
Rasulullah
pun berkata, “Wahai menantuku, Ali, janganlah kamu bentak Hasan dan Husain,
karena mereka adalah buah hatiku.”
Ali pun
langsung menundukan kepala dan berkata dengan penuh penghormatan, “Ya”.
Jibril
datang dan menegur Nabi Muhammad. “Wahai Muhammad, tindakan Ali adalah benar.”
“Rawatlah,
kasihlah nama yang bagus, dan perbaikilah gizi anak-anakmu, karena di akhirat
nanti anak-anakmu akan memberi pertolongan,” pesan Malaikat Jibril.
Wassalamu'alaikum.wr.wb.
0 Response to "Ketika Hasan Dan Husain Menaiki Punggung Rasulullah"
Post a Comment