Sejumlah Dampak Full Day School Menurut Persatuan Guru NU
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Baru saja
pelaksana pendidikan di Indonesia dibuat ribet dengan perubahan kurikulum.
Nasib guru yang selalu terombang-ambing karena perubahan kebijakan yang tidak
jelas arahnya. Belum lagi perlakuan yang tidak pantas untuk guru dari murid dan
orang tuanya. Kini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhajir Effendy
mewacanakan program full day school, anak harus ada di sekolah dari
pagi hingga sore.
Soal full
day school, Ketua PW Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) DKI
Jakarta, Aris Adi Leksono menjelaskan, sesungguhnya program itu bukan hal yang
baru. Bagi kalangan pesantren dan basis Nahdliyin mendidik anak dengan
totalitas waktu dan daya dukung lainnya sudah ada sejak zaman dulu.
Baca juga: Di Pesantren, Anak Diajari hidup Sederhana Penuh Akhlak
“Pesantren
bukan sekedar full day, tapi thuluz zaman atau
belajar sepanjang hayat sehingga karakter dan pengetahuan yang didapat menjadi
matang dan tuntas (mastery learning),” ujar Aris.
Lebih
lanjut, Aris menuturkan jika program menteri tersebut jadi dilakukan, pihaknya
yakin akan menambah daftar trial and error sistem pendidikan
nasional. Alasannya, kondisi sekolah kita masih banyak yang belum siap, sarana
belum memadai, sistem pendidikan yang belum siap, sistem pembelajaran, dan
masih banyak kendala teknis lainnya.
"Lebih
baik memperkuat sistem yang ada, sudah jelas pesantren adalah sistem pendidikan
khas Nusantara. Full day di pesantren lebih bermakna daripada di sekolah,
mending Kemdikbud ikut kampanye Ayo Mondok,” terang Guru di MTsN 34
Jakarta itu.
Menurut
Aris, Mendikbud harusnya lebih fokus pada pengembangan kurikulum dan
pemerataan kompetensi guru, sehingga pelayanan
standar pendidikan nasional dapat dirasakan seluruh pelosok negeri.
Menurutnya, pemerintah harus mulai 'taubat' dari program
pencitraan yang justru meresahkan masyarakat dan tidak jelas arahnya.
Belum lagi
irisan akibat pelaksanaan program tersebut, karena tidak sedikit anak yang
harus belajar agama di Madrasah Diniyah usai pulang sekolah. Madrasah Diniyah
memiliki peran strategis untuk penanaman nilai agama bagi anak dan usia remaja.
Artikel lainnya: Pesantren Sebagai Destinasi Pendidikan Islam Global
Belum lagi interaksi sosial anak menjadi terbatas, terutama dalam upaya
pengembangan minat dan bakat anak di luar sekolah.
Dalam hal
ini, Pergunu DKI Jakarta sebagaimana tradisi pesantren berharap Mendikbud
istikhoroh dulu. Selain itu, sebuah program lebih baik melalui riset terlebih
dahulu sebelum wacana itu menjadi kebijakan. Bukan serta merta langsung
diterapkan, apalagi dijadikan pilot project.
“Jika
hasilnya baik, tidak masalah mengadopsi sistem pesantren yang sudah menjadi
keunggulan sistem pendidikan Indonesia sejak dulu,” pungkas Wakil Ketua STAINU
Jakarta ini. (Red: Fathoni)
Sekian,
wassalamu’alaikum.wr.wb.
Sumber:
nu.or.id
0 Response to "Sejumlah Dampak Full Day School Menurut Persatuan Guru NU"
Post a Comment